8 Nov 2011

Abbad bin Bisyr : Si Abid yang Gagah Berani


بسم الله الرحمن الرحيم 


Ketika sedang khusyuk shalat tahajud, tiba-tiba tubuh Abbad bin Bisyr ditembus beberapa anak panah. Anehnya, ia tidak merasakan sakit sama sekali. Dalam keadaan shalat, ia mencabut beberapa anak panah lantas melanjutkan shalatnya hingga malam usai.




Siapa itu Abbad bin Bisyr?

Abbad bin Bisyr, adalah seorang sahabat yang tidak asing lagi dalam sejarah dakwah islamiyah. Ia tidak hanya termasuk di antara para 'abid (ahli ibadah), bertakwa, dan menegakkan shalat setiap malam dengan membaca beberapa juz Al Quran, tapi juga tergolong di kalangan para pahlawan, yang gagah berani, dalam menegakkan kalimat Allah.


Ketika Islam mulai tersiar di Madinah, Abbad bin Hisyr Al Asyhaly masih muda. Kulitnya yang bagus dan wajahnya yang rupawan memantulkan cahaya kesucian. Dalam kegiatan sehari-hari dia memperlihatkan tingkah laku yang baik, bersikap seperti orang-orang yang sudah dewasa, kendati usianya belum mencapai dua puluh lima tahun.


Dia mendekatkan diri kepada seorang dai dari Mekah yaitu Mush'ab bin Umair. Dalam tempo singkat hati keduanya terikat dalam ikatan iman yang kokoh. Abbad mulai belajar membaca Al-Quran kepada Mushab. Suaranya merdu, menyejukkan dan menawan hati. Begitu senangnya membaca kalamullah, sehingga menjadi kegiatan utama baginya. Diulang-ulangnya siang dan malam, bahkan dijadikannya suatu kewajiban. Karena itu dia terkenal di kalangan para sahabat sebagai imam dan pembaca Al-Quran.


Abbad bin Bisyr turut berperang bersama-sama Rasulullah SAW dalam setiap peperangan yang beliau pimpin. Dalam peperangan-peperangan itu dia bertugas sebagai pembawa Alquran. Ketika Rasulullah kembali dari peperangan Dzatur Riqa', beliau beristirahat dengan seluruh pasukan muslim di lereng sebuah bukit.


Setibanya di tempat perhentian di atas bukit, Rasulullah bertanya kepada mereka, "Siapa yang bertugas berjaga malam ini?" Abbad bin Bisyr dan Amar bin Yasir berdiri, "Kami, ya Rasulullah!" kata keduanya serentak. Rasulullah telah menjadikan keduanya bersaudara ketika kaum Muhajirin baru tiba di Madinah.


Anak Panah Menusuk ke Tubuh


Ketika keduanya keluar ke mulut jalan (pos penjagaan), Abbad bertanya kepada Ammar, "Siapa di antara kita yang berjaga lebih dahulu?"


"Saya yang tidur lebih dulu!" jawab Amar yang bersiap-siap untuk berbaring tidak jauh dari tempat penjagaan.


Dalam suasana malam yang tenang dan hening, Abbad shalat malam dan larut dalam manisnya ayat-ayat Al Qur'an yang dibacanya. Dalam shalat itu ia membaca surat Al Kahfi dengan suara memilukan bagi siapa saja yang mendengarnya. Ketika Abbad tenggelam dalam kekhusyukan shalat Tahajud, seorang musuh datang menyelinap. Musuh itu yakin bahwa Rasulullah SAW ada di tempat itu dan orang yang sedang shalat itu adalah pengawal yang bertugas jaga. Orang itu menyiapkan anak panah dan memanah Abbad dengan tepat mengenai tubuhnya. 


Enggan Menghentikan Solat


Abbad mencabut anak panah yang bersarang di tubuhnya sambil meneruskan bacaan dan tenggelam dalam shalat. Orang itu memanah lagi dan mengenai tubuh Abbad dengan jitu lagi. Abbad kembali mencabut anak panah dari tubuhnya dan kembali meneruskan ibadahnya. Kemudian orang itu memanah lagi dan Abbad mencabut lagi anak panahnya seperti dua anak panah sebelumnya.


Kini giliran jaga diemban oleh Ammar bin Yasir pun tiba.. Abbad merangkak ke dekat saudaranya yang tidur lalu membangunkannya seraya berkata, "Bangunlah saudaraku, aku terluka parah dan lemas," kata Abbad.


Sementara itu, si pemanah tadi yang mengetahui melihat pasangan saudara itu, buru-buru melarikan diri. Ammar menoleh ke arah Abbad dan melihat darah bercucuran dari tiga luka di tubuhnya.
'Subhanallah, mengapa engkau tidak membangunkan aku ketika panah pertama mengenai tubuhmu saudaraku?" kata Ammar.


"Aku sedang membaca Al Qur'an dalam shalat. Aku tidak ingin memutuskan bacaanku hingga selesai. Demi Allah, kalaulah tidak karena takut akan menyia-nyiakan tugas jaga yang dibebankan oleh Rasulullah SAW untuk menjaga pos perkemahan kaum muslimin, biarlah tubuhku putus daripada harus menghentikan bacaan Al Qur'an dalam shalat," jawab Abbad.


Inilah salah satu kisah heroik dari sahabat yang bernama Abbad bin Bisyr dan ini merupakan salah satu dari karomah yang Allah SWT berikan kepadanya. Semoga dengan kisah ini, dapat kita mengambil iktibar daripadanya. Subhanallah!


_______________________________________________________________ 
Selawat dan salam pada Habibullah Rasulullah Sallallahu alaihi Wassalam _______________________________________________________________

2 comments:

  1. Subhanallah...

    andaisaja kiranya iman ana dapat diterap sebegini jitu!

    -asrar

    ReplyDelete
  2. asrar : lau ana, sudah pasti tersungkur jatuh menyambam bumi..kuatnya iman para sahabat dahulu. masya ALLAH..

    ReplyDelete

Blog ini merupakan catatan seorang musafir yang ingin menggapai redhaNya.. Yang mana baik, ambik yang mana yang buruk tok sah ambik ye. Jika ada salah dalam penulisan ini, mohon teguran sahabat-sahabat semua.